Ilustrasi (AFP/Getty Images)
Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengakui AS sempat meremehkan ancaman militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). AS tak menyangka Suriah yang kolaps menjadi tempat ISIS memperkuat diri dan melancarkan serangan brutal. Berbicara kepada media setempat CBS News dan dilansir AFP, Senin (29/9/2014), Presiden Obama menyebutkan, bekas anggota Al-Qaeda yang diusir dari Irak oleh pasukan AS dan tentara setempat, berhasil berkumpul di Suriah dan membentuk militan baru ISIS yang kini mengkhawatirkan dunia.
Saat ini, pasukan AS dan koalisi tengah melancarkan serangan udara untuk menangkal ISIS. Mereka menargetkan fasilitas milik ISIS baik di Irak maupun Suriah.
"Saya pikir, kepala intelijen kita, Jim Clapper, telah menyadari bahwa mereka meremehkan apa yang telah terjadi di Suriah," sebut Obama merujuk pada Direktur Intelijen Nasional AS.
Saat ditanya apakah pemerintah AS terlalu menganggap tinggi kemampuan atau tekad militer Irak dalam bertempur melawan ISIS di wilayahnya sendiri, Obama membenarkan.
"Itu benar. Memang benar," jawabnya. Komentar Obama ini disampaikan dalam wawancara untuk acara berita '60 Minutes' yang direkam pada Jumat (26/9) lalu.
Obama menyebut propaganda ISIS lewat media sosial sangatlah cerdas. Dengan cara itu, ISIS mampu merekrut banyak anggota baru dari kawasan Eropa, Amerika dan Australia, bukan hanya dari negara mayoritas muslim saja.
Menurut Obama, solusi yang tahan lama bagi situasi ini ialah perlunya perubahan dalam pola pemikiran negara-negara, tidak hanya Irak melainkan juga Suriah dan negara lain di wilayah Timur Tengah, tentang akomodasi politik.
"Warga Irak harus bertekad untuk berjuang. Dan mereka harus bertekad untuk bertempur dengan cara nonsektarian -- Syiah, Sunni dan Kurdi -- bersama, berdampingan melawan kanker di tengah-tengah mereka," tegas Obama.
Pernyataan Obama tersebut merujuk pada lingkungan di Irak, di mana para pemuda lebih peduli apakah mereka penganut Syiah atau Sunni, daripada fokus untuk mendapat pendidikan yang baik atau memikirkan pekerjaan untuk masa depan mereka.
"Ini bukan Amerika melawan ISIL. Ini Amerika memimpin dunia internasional dalam membantu sebuah negara yang menjadi mitra keamanan kami, demi memastikan bahwa mereka mampu menyelesaikan urusan mereka sendiri," tandas Obama merujuk pada nama lain ISIS.
0 komentar :
Posting Komentar