detikSport/Rengga Sancaya
Jakarta - Menpora Imam Nahrawi tanggap dengan masalah yang menyelimuti dua induk olahraga Indonesia, KONI dan KOI. Untuk mengakurkan kedua organisasi itu, Imam bakal mengajak KONI dan KOI untuk duduk bersama dan bicara.
Imam mengungkapkan hal tersebut usai melakukan serah terima jabatan dengan Menpora sebelumnya, Roy Suryo, di Kantor Kemenpora, Rabu (29/10/2014). Dirinya mengaku diberi pesan oleh Roy Suryo untuk segera berpikir mencari solusi penyelesaian dari masalah kedua organisasi itu.
"Saya belum secara detail memaknai itu (soal UU SKN 2005 terkait KONI-KOI) tapi ini mungkin terjadi kebuntuan komunikasi diantara beliau-beliau," ujarnya.
Ia pun menyebut salah satu solusi yang mungkin akan ia lakukan dalam waktu dekat adalah mengajak keduanya untuk duduk santai dan berbicara mengenai unek-unek masing-masing.
"Salah satu solusi yang bisa dilakukan sesuai saran pak Presiden (Joko Widodo) adalah kami ngopi bareng, ngeteh bareng, ayo lepaskan semua yang terjadi sebelumnya untuk masa depan yang lebih baik lagi," imbuhnya.
"Dari situ baru kami akan lihat payung hukumnya seperti apa. Karena semua harus berdasarkan hukum."
KONI dan KOI dalam beberapa tahun terakhir dinilai berjalan sendiri-sendiri. Permasalahan tersebut kemudian disebut berimbas pada prestasi atlet Indonesia, termasuk terakhir di Asian Games 2014, di mana kontingan 'Merah Putih' gagal mencapai target dan hanya finis di peringkat ke-17. Wacana untuk menyatukan KONI dan KOI pun kemudian terlontar.Next
Imam mengungkapkan hal tersebut usai melakukan serah terima jabatan dengan Menpora sebelumnya, Roy Suryo, di Kantor Kemenpora, Rabu (29/10/2014). Dirinya mengaku diberi pesan oleh Roy Suryo untuk segera berpikir mencari solusi penyelesaian dari masalah kedua organisasi itu.
"Saya belum secara detail memaknai itu (soal UU SKN 2005 terkait KONI-KOI) tapi ini mungkin terjadi kebuntuan komunikasi diantara beliau-beliau," ujarnya.
Ia pun menyebut salah satu solusi yang mungkin akan ia lakukan dalam waktu dekat adalah mengajak keduanya untuk duduk santai dan berbicara mengenai unek-unek masing-masing.
"Salah satu solusi yang bisa dilakukan sesuai saran pak Presiden (Joko Widodo) adalah kami ngopi bareng, ngeteh bareng, ayo lepaskan semua yang terjadi sebelumnya untuk masa depan yang lebih baik lagi," imbuhnya.
"Dari situ baru kami akan lihat payung hukumnya seperti apa. Karena semua harus berdasarkan hukum."
KONI dan KOI dalam beberapa tahun terakhir dinilai berjalan sendiri-sendiri. Permasalahan tersebut kemudian disebut berimbas pada prestasi atlet Indonesia, termasuk terakhir di Asian Games 2014, di mana kontingan 'Merah Putih' gagal mencapai target dan hanya finis di peringkat ke-17. Wacana untuk menyatukan KONI dan KOI pun kemudian terlontar.Next
0 komentar :
Posting Komentar